BENGKULU – Anggota Komisi II Dprd Provinsi Bengkulu, Suimi Fales mengatakan banjir yang terjadi di Bengkulu memang sudah menjadi jadwal rutin.
Ditambah daerah tersebut memang rawan banjir, jika dilihat banjir di Bengkulu terjadi hampir setahun sekali namun tidak pada beberapa tahun ini.
“Nah ini, dua hari hujan saja langsung banjir. Seandainya kota tidak hujan, tapi di ulu sana hujan, tetep terjadi banjir, artinya ada perubahan yang luar biasa,” kata Suimi (04/06/22) siang.
Menurutnya hal itu disebabkan turunnya air dari dataran tinggi, banjir yang terjadi di Bengkulu merupakan banjir kiriman dari beberapa daerah di Kabupaten.
Belum lagi perkembangan pesat yang terjadi di Kota, seperti pembangunan perumahan yang semakin meluas membuat lokasi serapan air berkurang.
“Ini juga harus diantisipasi oleh pemerintah, terkait dengan perizinannya. Tidak bisa sembarang, belum lagi ada perambahan hutan dan sebagainya, nah inikan menjadi persoalan besar,” tuturnya.
Suimi meminta terkait banjir yang terjadi, pemerintah Kabupaten Kota dapat bekerjasama dengan pemerintah Provinsi dalam menangani masalah tersebut.
Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga diminta untuk dapat bekerjasama dalam menjaga lingkungan sekitar seperti tidak membuang sampah di sungai.
Walaupun pemerintah sudah membuat program untuk mengurangi jumlah sampah, jika masyarakat tidak ikut andil sama saja tidak akan ada manfaatnya.
“Artinya apa, kita juga harus sadar, jangan sampai membuang sampah ke sungai, kalau membuang sampah ke sungai, kemana jatuhnya nanti ya ke laut. Ke laut kemana minggirnya, ke pinggiran pantai artinya peran serta masyarakat menjaga lingkungan itu, mengendalikan banjir dan sebagainya harus bersama-sama juga dengan pemerintah,” demikian Suimi. (Adv)
2 Komentar