Bengkulu, jejakkeadilan.com– Raden menjelaskan bahwa FOUD bertujuan untuk meningkatkan aktivitas gerak anak sejak dini. Anak usia nol hingga empat tahun menjadi tahap pertama dan krusial dalam perkembangan hidup anak. Usia empat hingga tujuh tahun menjadi tahap keduanya.
Semua aspek perkembangan anak, kognitif, afektif dan psikomotorik perlu dibangun secara seimbang. Kurang bergerak dan cenderung bermain game di gadget akan membatasi perkembangan anak hanya pada aspek kognitif. Menurutnya penting untuk memberikan wahana aktivitas yang relevan lewat berbagai permainan olahraga yang ceria dan menyenangkan bagi anak.
“Olahraga akan mengasah semua kemampuan dasar anak secara seimbang. Olahraga akan mengasah psikomotorik dan afektif anak. Kemampuan berfikir dan intelektual anak akan dilengkapi oleh aspek afektif dalam perilaku dan psikomotorik dalam keterampilan anak-anak kita. Kita perlu terus membudayakan tradisi permainan dan olahraga di anak dan keluarga kita,” jelas Raden.
Sementara itu, pihak tuan rumah FOUD tahun ini yang dijalankan di Bengkulu diwakili oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu Atisar Sulaiman menjelaskan hal senada. Atisar menjelaskan bahwa perhelatan yang pemerintah jalankan ini akan menyasar anak usia lima hingga enam tahun, setara dengan usia sekolah TK atau RA.
Menurutnya, Bengkulu menjalankan FOUD dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan utama sektor pendidikan anak. Tak kurang Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI), Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) serta Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Bengkulu terlibat dalam kegiatan tiga tahunan ini.
Dalam rancangan kegiatan yang dilaksanakan FOUD akan dilaksanakan di empat zona permainan. Peserta anak akan mengikuti Permainan Lompat di Area Kelinci, Permainan Lempar di Area Kura-Kura, Permainan Mendorong di Area Gajah, dan Circuit Adventure di Area Ikan. Dan setiap peserta anak akan mendapatkan cendera mata serta plakat dan sertifikat setelah merampungkan permainan.
“Festival ini sangatlah penting untuk bukan hanya menemukan bibit atlet di fase dini. Tapi yang sangat penting juga, untuk menyehatkan generasi penerus bangsa baik secara kognitif maupun motorik. Festival ini akan didukung banyak TK dan RA yang ada di Provinsi Bengkulu. Dan anak-anak akan didampingi penuh oleh pihak sekolah dan tenaga ahli pendukung selama festival berjalan” jelas Atisar.
Sementara itu, Aice menjelaskan bahwa perusahaannya memiliki komitmen besar terhadap perkembangan olahraga nasional. Ada prinsip kerjasama dalam olahraga untuk memperoleh sebuah kemenangan atau keberhasilan yang perlu dijalankan semua anak bangsa dalam menyukseskan olahraga itu sendiri.
Menurut Sylvana, hingga tahun kedelapan usahanya hadir di Indonesia, Aice sudah menyokong banyak perhelatan olahraga nasional, regional hingga global. Perusahaan yang ikut mendukung Asian Games 2018 lalu dan Piala Dunia Qatar 2022 di akhir tahun ini, meyakini bahwa gotong royong mutlak dijalankan untuk mencapai prestasi nasional.
“Olahraga mengajarkan kita untuk bisa saling bekerjasama untuk mendapatkan kemenangan. Aice bersama Kemenpora akan mengajak semua pihak bekerjasama. Kita bergotong royong membangun kemajuan olahraga nasional kita. Lewat semangat olahraga di anak-anak kita ini, Indonesia Emas 2045 akan kita capai bersama,” pungkas Sylvana.(*)
2 Komentar