Kota Bengkulu, jejakkeadilan.com- Bencana Banjir kembali melanda wilayah Kota Bengkulu akibat hujan yang terus menerus beberapa hari ini. Dan dengan datangnya bencana tersebut, lalu bagaimana usaha pemerintah dalam menangani dan menanggulangi banjir yang melanda Kota Bengkulu.
Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu Teuku Zulkarnain membeberkan upaya penanggulangan banjir tersebut, Selasa (30/08/22).
“Fokus kita di tahun 2023 ini adalah penanggulangan banjir, jadi nanti ada jaringan drainase yang terhubung dari jaringan drainase tersier, sekunder sampai ke primer,” kata Teuku.
Lebih lanjut, di beberapa tempat yang memang jaringan tersiernya tidak ada maka akan dibangun waduk-waduk, selama lahan masih ada, salah satu solusinya adalah ada lahan fasum di perumahan.
“Misalnya kalau warga kemudian memperbolehkan, kita akan bikinkan waduk sementara sehingga air mengalir ke sana dulu sebelum kemudian dialirkan ke sungai itulah penanggulangan banjir,” tutur Teuku.
Selanjutnya, ia mengatakan apakah nanti di anggaran perubahan ini kita akan sediakan anggaran untuk perencanaannya dulu bisa.
“Sehingga di 2023 penanggulangan banjir seperti di beberapa kota besar itu kan ada jaringan-jaringan pipa bawah tanah dan kemudian mengalirnya ke laut. primernya ke laut atau ke sungai jadi kalau sungainya meluap Ya tentu nanti itu tidak mampu kita cegah kalau misalnya banjirnya dari hulu dari banjir kiriman itu kita tidak mampu cegah tapi yang mampu kita cegah ini adalah banjir lokal seperti yang terjadi hari ini itu yang dicoba kita akan cegah dengan melakukan pembangunan drainase yang terhubung. Selama ini kan banyak yang tidak terhubung ya ada jaringan tersier di perumahan tidak terhubung ke jaringan sekunder jaringan sekundernya apa seperti sering besar jaringan sekunder mengalir ke jaringan primer jaringan primer itu laut atau sungai itu jaringan primer dan jaringan tersiernya tadi itu adalah jaringan selokan yang cirinya ada di perumahan itu, jaringan tersebut keinginan kita ini semuanya terhubung antara jaringan tersier sekunder dan primer nah kalau persoalan banjir lokal itu mampu salah bisa kita cegah,” jelasnya.
Kemudian, Teuku mengatakan mengenai banjir kiriman, masalahnya tidak bisa sendirian harus ada provinsi kemudian pemerintah pusat yang juga memikirkan terkait dengan sungai-sungai yang ada di Provinsi Bengkulu.
“Faktanya kan hari ini sungai Bengkulu itu dangkal, kalau itu harus dilakukan pengerukan, kemudian ada waduk-waduk di hulu yang dibangun oleh pemerintah untuk memecah sumber air, sehingga tidak seluruhnya mengalir ke kota,” katanya.
Sama dengan hal tersebut, Dediyanto yang juga dari Fraksi PAN menjelaskan akan melakukan program1000 drainase.
“Tahap pertama PU sudah mulai dengan pengerukan saluran primer di beberapa jalur besar, fase berikutnya saluran sekunder dg program 1000 drainase,” ucap Dediyanto.
Lanjut Dediyanto, dan untuk pengerukan sudah dilakukan di RT 10 Pematang Gubernur.
“Kemarin sudah kita cek langsung dari RT 10 Pematang Gubernur, sampai siring besar sungai hitam sepanjang 1,5 KM lebih, yang dikerjakan pada 26 Mei 2022 lalu, kemudian pengerukan saluran sungai rupat,” ucapnya. (adv)