SEPENTING ITU KAH MENTAL HEALTH ?

Opini, jejakkeadilan.com– Jika kalian kalian peduli serta mengamati beberapa tahun belakangan ini, kalian akan merasakan empati yang mendalam ketika melihat dunia ini sedang tidak baik baik saja.

Dapat dilihat sendiri bahwasannya kematian ini banyak terjadi dikalangan remaja hingga dewasa. Karena mengapa? Di fase ini lah bahwa fase terberat didalam kehidupan, mental akan benar- benar di uji baik dari segi ekonomi, pertemanan, asmara dan lain-lain.

Bacaan Lainnya

Banyak dari sebagian teman-teman kita mengalami kesusahan dalam melewati fase ini sehingga munculah pemikiran liar yang menghantui dirinya untuk memilih mengakhiri diri.

Maka dari itu pentingnya mental health seseorang dalam bertahan hidup. Dilansir dari website halodoc bahwa mental health itu sendiri merupakan kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang.

Perlu teman-teman ketahui bahwa peristiwa dalam hidup yang berdampak besar pada kepribadian dan perilaku seseorang bisa berpengaruh pada kesehatan mentalnya.

Tak heran, bahwa banyak para remaja yang kesulitan dalam menghadapi proses pendewasaan. Dapat dilihat dari beberapa kasus seperti siswa MTS meninggal karena dibully, kematian mahasiswa UGM dengan cara bunuh diri pada (08/11/2022), kematian mahasiswa UI sebelum beberapa hari wisuda, juga kasus kematian, juga kasus serupa yang yang terjadi di Kediri, Makassar dan Jambi karena tugas kuliah.

Banyak nya kasus kematian ini memiliki faktornya tersendiri dalam terganggunya mental health. Baik dari itu segi ekonomi yang berkecukupan sehingga mau tak mau harus membantu perekonomian keluarga, kurangnya kasih sayang orang tua (broken home), asmara yang dimana terdapat konfliknya, tugas-tugas yang berlebihan diberikan oleh guru atau pun dosen, pertemanan yang tidak sehat seperti terdapatnya sirkel sehingga seseorang merasa tidak memiliki teman karena sirkel tersebut, sempitnya lapangan pekerjaan, sehingga lamaran yang dimasukan tidak berbuah hasil, juga perkembangan media sosial yang dimana juga memiliki pengaruh terhadap mental health karena mereka merasa selalu membandingkan pencapaian dirinya dengan seseorang didalam dunia maya.

Dengan banyaknya faktor diatas, sangat disayangkan bahwa masih banyak orang yang menyepelekan mental health itu sendiri. Banyak orang yang berpikir bahwa generasi sekarang “mental yupy, mental rapuh, mental lembek” namun kenyataan tidak seperti yang mereka kira, terutama orang-orang yang berkelahiran tahun 90 an . pernyataan yang mengatakan “seseorang tidak akan mengerti, jika belum merasakan hal yang sama” itu memang benar adanya. Seseorang sangat mudah menghakimi orang-orang tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Padahal di setiap orang tentunya memiliki tantangannya sendiri, namun rapuhnya di bagian lain. Maka dari itu mulailah dari sekarang untuk memahami, menghargai serta untuk menjaga mental health seseorang, percaya lah mental yang terganggu akan banyak pemikiran untuk mengakhiri hidup, karena merasa bahwa tidak ada jalan keluar atau pun solusi dalam menghadapi permasalahan. Padahal kenyataan, itu bisa dapat diatasi dengan berbagai cara yakni berbicara atau mendengarkan, hanya sesimpel itu. Bisa saja kalian untuk bercerita kepada teman dekat, keluarga bahkan langsung bisa ke psikiater.

Dengan kita bercerita, itu akan dapat mengurangi rasa beban pikiran dikarena kan kita telah menyumbangkan beban pikiran kepada orang yang mendengar cerita kita meskipun hanya lewat bercerita.

Kita sebagai pendengar juga harus memahami orang tersebut. Lihat kondisi orang tersebut hanya butuh untuk bercerita saja atau juga mau meminta solusi. Intinya ketika seseorang yang sedang mengalami situasi ini jangan pernah untuk adu nasib, karena tingkat permasalahan setiap orang berbeda.

Mengimbau juga kepada masyarakat untuk lebih menghargai mental health, karena memang sebegitu pengaruhnya mental untuk seseorang dalam melanjutkan hidup.

Jangan sampai tindakan yang dilakukan dapat melukai perasaan seseorang, baik dari segi perkataan, atau pun tindakan. Jangan lah melihat mental health sebagai suatu penyakit, melainkan itu adalah termasuk kesehatan seseorang di bagian mental atau dari dalam tubuh. Mulai lah dari menghargai dari tingkat terendah terlebih dahulu yaitu keluarga.

Didalam keluarga harus mampu memperhatikan kondisi anak, jangan memberi tekanan begitu dalam yang membuat si anak terganggu mentalnya seperti, harus mendapatkan juara, memiliki nilai yang bagus, mendapatkan universitas top atas dll.

Kemudian dilingkup pendidikan, dengan cara mengurangi rasa egois dalam berteman seperti memilih teman melainkan merangkul satu sama lainnya. Kemudian di masyarakat umum, untuk lebih sopan dalam berbicara bahkan jika terdapat kesalahan yang dibuat dari salah satu orang tersebut, jangan mempermalukan orang tersebut didepan banyak orang.

Terakhir penyampaian dari penulis tentang mental health yang memang terlihat seperti hal yang biasa saja.

Namun jangan salah, mental health malah memiliki peranan penting dalam bertahan hidup. Karena dengan mental health yang bagus, seseorang akan dapat terus berjalan ke depan sambil mengukir prestasi hingga meraih kesuksesan. Namun sebaliknya, jika mental seseorang terganggu, mereka tidak akan segan untuk melukai dirinya bahkan mengakhiri hidupnya. Maka dari itu jangan membandingkan mental seseorang, setiap orang memiliki tantangan dan kesusahanya tersendiri.

Percayalah bahwa umur 17-30 tahunan adalah masa- masa sensitif. Karena mereka akan diuji mental dan pemikirannya seperti, habis lulus sekolah kerja atau kuliah, asmara, ekonomi, pencapaian, karier dll. inti dari pesan saya kepada para remaja yakni, jangan jadikan sebuah perjalanan tersebut sebagai beban dan jangan lupa selalu berdoa dan percaya kepada maha pencipta, sejatinya seseorang tidak akan diuji diluar kemampuannya.

Penulis: Muhammad Mefrian Fozadinata_D1C021056 Jurnalistik, Universitas Bengkulu

Tinggalkan Balasan

1 Komentar

  1. Ping-balik: fake usd dollar,