Jakarta – Pesta demokrasi merupakan hajat besar seluruh masyarakat Indonesia dimanapun berada. Pemilihan Umum (Pemilu) secara rutin diselenggarakan setiap 5 tahun sekali. Pemilu selanjutnya akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024. Pada pemilu 2024 partisipasi masyarakat berusia produktif akan mendominasi dan diantaranya banyak yang merupakan pemilih pemula. Disatu sisi pemilih usia produktif ini akan lebih ideal untuk memutuskan pilihan, karena mampu menelusuri jejak potensi calon pemimpin Indonesia baik eksekutif dan legislatif. Namun di sisi lain, kesadaran dan melek politik kaum muda ini harus diberikan stimulus akan pentingnya partisipasi dalam pemilu. Stimulus ini menjadi tugas penting bagi penyelenggara pemilu yang diberikan mandat dan dipercaya mampu melaksanakan pemilu yang lugas bersih jujur dan adil.
Jika dilihat 2 kali pemilu kebelakang pada tahun 2014 dan 2019, penyelenggara pemilu mampu menyelenggarakan pemilu sesuai target yang ditetapkan bahkan dapat melampaui target tersebut. Pada Pemilu 2014 tingkat partisipasi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) mencapai angka 69,6% dan Pemilihan Legistatif (Pileg) mencapai angka 75,11%, sedangkan pada pemilu 2019 terjadi peningkatan partisipasi Pilpres diangka 81,9% dan Pileg 81,69%. Target ini dapat dicapai melalui sosialisasi dari penyelenggara yang masif sampai kepada masyarakat guna pencerdasan dan penyadaran akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pemilu.
Namun jika kita lihat hari ini sosialisasi penyelenggara pemilu kepada masyarakat masih dibilang minim, karena masih banyak elemen masyarakat yang belum tersentu. Rama Azizul Hakim selaku Wakoornas Pemantau Pemilu PB PMII yang juga menjabat sebagai Bendahara Bidang Politik Hukum dan HAM PB PMII menyampaikan bahwa pemilu sudah bisa dihitung hari, maka penyelenggara pemilu sudah seharusnya melakukan gerakan yang masif guna menunjang partisipasi masyarakat agar mencapai target pada pemilu 2024. Rama menilai jika penyelenggara pemilu tetap melakukan gerakan seperti hari ini maka kami meragukan pemilu akan mencapai target, tuturnya.
“Kami melakukan survei terbaru mengenai pengetahuan pemuda terkait pemilu 2024. Survei ini kami lakukan di beberapa kampus dengan kuisioner yang dilakukan secara acak. Angka survei menunjukkan bahwa masih minimnya kesadaran akan pentingnya partisipasi Masyarakat dalam mensukseskan pemilu 2024. Hasil ini jelas menjadi pukulan keras bagi kita semua sebagai penggiat pemilu, terkhusus menjadi bahan kritik dan evaluasi terkait kinerja penyelenggara hari ini,” sampainya dalam siaran persnya, Jumat (6/10/2023).
“Memang betul tugas sosialisasi dan pencerdasan politik menjadi tugas kita bersama seluruh elemen di Indonesia, bersama-sama kita mensukseskan pemilu 2024. Kita dari PB PMII siap bersama-sama untuk mensukseskan pemilu 2024, dalam upaya peningkatan partisipasi masyarakat pada pemilu 2024, kami utamakan kepada kaum milenial dan pemilih pemula, namun kerja bersama ini tidak menggugurkan kewajiban penyelenggaran dalam melakukan pencerdasan dan penyadaran akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu,” pungkasnya.