Ratusan Ekor Sapi Raksasa Ikuti Kontes di Tulungagung

Tulungagung.jejakkeadilan.com – Ratusan ekor sapi raksasa berbagai daerah di Indonesia mengikuti berkompetisi di ajang Kontes Sapi Tulungagung 2023.

Ketua Panitia Kontes Sapi Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) Tulungagung 2023, Edi Purwanto, mengatakan para peserta berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur hingga luar pulau.

Purwanto menjelaskan Kontes yang digelar di Pasar Hewan Terpadu (PHT) Tulungagung tersebut menjadi ajang kompetisi untuk sapi-sapi raksasa berkualitas.

“Untuk jumlah peserta sekitar 320-an, terdiri dari 11 kelas, mulai dari kelas pedet jantan hingga kelas ekstrem. Peserta terjauh dari Lampung,” kata Edi Purwanto, Minggu (15/10/2023).

Dalam kontes ini, panitia akan menilai sapi dari berbagai sisi, mulai bobot, bentuk kepala hingga warna. Sesi penimbangan menjadi bagian yang paling menarik perhatian, karena seluruh sapi kontes akan ditimbang secara terbuka.

Pengunjung yang hadir sangat antusias, sorak sorai penonton langsung pecah saat sapi yang ditimbang tembus di atas 1 ton. Sedangkan sapi yang gagal lolos langsung diminta balik kandang.

Edi menjelaskan kontes sapi tersebut salah satu upaya asosiasi peternak dan penggemuk untuk meningkatkan semangat peternak terutama pascawabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta virus Lumpy Skin Disease (LSD).

Hal itu dinilai cukup beralasan, sebab saat wabah terjadi pada pengusaha banyak yang terpuruk, bahkan gulung tikar.

“Dampak PMK dan LSD itu sangat besar, banyak kandang-kandang besar yang di wilayah Kediri, Tulungagung, Blitar tutup. Yang kapasitas 200 ekor itu sekarang banyak yang tidak isi lagi, kalaupun isi hanya separuh,” jelasnya.

Lanjut dia, masyarakat semakin memadati tempat kontes tersebut untuk menyaksikan kontes sapi. Bahkan ada beberapa warga yang datang dari luar pulau Jawa, ada dari NTT ke Tulungagung cuma mau nonton kontes,” imbuh Edi.

Edi Purwanto menambahkan peserta yang berhasil memenangkan kontes biasanya akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya. Tak hanya itu pemenang kontes akan mengalami peningkatan harga jual.

“Sebelumnya ikut kontes di Karawang, sapi harganya Rp 46 juta, setelah menang ditawar Rp 120 juta tidak diberikan,” katanya.

Salah seorang peternak asal Banyuwangi, James, mengaku menurunkan dua ekor sapi untuk berkompetisi. Meskipun belum berhasil menjadi jawara, ia cukup bangga, karena bisa melihat sapi-sapi berkualitas dari berbagai daerah.

“Saya bawa dua ekor, pedet jantan 366 kg dan calon induk 566 kg. Saya cuma pernah ikut kontes di Besuki, tapi saya senang lihat sapi istimewa semuanya,” kata WNA Australia ini.

Menurutnya dengan mengikuti kontes, secara tidak langsung akan menggugah semangatnya untuk beternak dan melakukan penggemukan sapi. Disinggung soal biaya perawatan, James mengaku loyal demi sapi peliharaannya, namun ia enggan menyebutkan nominalnya. Ia justru menjawab dengan ketawa jika istri tahu bisa kena marah.” Kata James.(Bas)

Tinggalkan Balasan