Blitar.jejakkeadilan.com- Pembangunan jembatan Dawuhan di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar berjalan lambat dari target yang telah ditentukan.
Selama 2 bulan pengerjaan, progres pembangunan jembatan ini baru mencapai 3 persen saja.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar selaku penerima dana bantuan proyek jembatan Dawuhan dari BNPB, mengaku masih tetap optimis. BPBD Kabupaten Blitar percaya bahwa pembangunan jembatan Dawuhan baru ini, bisa selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan.
Meski saat ini proses pembangunannya masih tahap awal yakni pengecoran bagian pondasi. Namun BPBD yakin jembatan Dawuhan ini sudah bisa dioperasikan sebelum tahun 2023 ini berakhir. Sebagai informasi batas waktu pembangunan jembatan Dawuhan ini adalah 22 Desember 2023 mendatang.
“Pantauan media jejakkeadilan Pembangunan jembatan tersebut memang ada keterlambatan dari schedule rencana sebesar 29 persen. Tapi kita masih yakin ini bisa diselesaikan,” ucap Ricard Sialo, Kabid Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Kabupaten Blitar, Rabu (25/10/23).
Waktu pengerjaan proyek jembatan Dawuhan ini terbilang mepet. Selain waktu pengerjaan yang hanya kurang dari 3 bulan, musim penghujan juga menjadi ancaman serius pembangunan jembatan yang menelan anggaran negara hingga Rp. 7,4 miliar rupiah tersebut.
Diketahui saat ini sejumlah wilayah di Kabupaten Blitar sudah mulai diguyur hujan. Kondisi itu tentu menjadi ancaman serius untuk pembangunan jembatan Dawuhan, pasalnya saat ini kontraktor masih melakukan pengecoran di bagian dasar pondasi.
Jika bagian bawah ini tidak segera diselesaikan maka dikhawatirkan ketika hujan turun dan debit air sungai naik, maka pondasi jembatan tersebut akan hilang terbawa arus.
“Ya memang untuk mengantisipasi musim hujan itu salah satu caranya yakni bangunan bagian bawah itu sudah selesai sebelum hujan jadi nanti kalau abutmennya sudah selesai walaupun hujan tidak masalah,” imbuhnya.
Maka dari itu pelaksana atau kontraktor diminta untuk menambah alat demi bisa segera menyelesaikan bangunan pondasi. Nantinya jika pondasi bangunan sudah terbangun maka proses pengerjaan jembatan juga akan lebih cepat.
“Ini kita sudah evaluasi harapan kita ada penambahan alat dari rekanan untuk pengeboran pondasi,” tutupnya.
DPRD Kabupaten Blitar sendiri meragukan jembatan Dawuhan tersebut bisa rampung tepat waktu. Pihaknya juga akan terus mengawasi proses pengerjaan agar kualitas dari jembatan yang dibangun tersebut tetap baik meski harus dikebut.
“Dilihat dari lokasi ini ada kekurangan di alat-alat ini jelas minim jelas molor dari target,” kata Andika Agus Setiawan, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Blitar, saat melakukan sidak jembatan Dawuhan pada Selasa (24/10/23).
Keterlambatan pembangunan jembatan ini terjadi lantaran adanya kendala alat. Selain itu kurangnya tenaga kerja juga membuat pengerjaan jembatan Dawuhan ini molor dari target.
DPRD Kabupaten Blitar menyebut telah menjatuhkan surat peringatan pertama atas keterlambatan pembangunan proyek jembatan ini. Nantinya Komisi III DPRD Kabupaten Blitar akan kembali melakukan sidak untuk memastikan bahwa keterlambatan proses pengerjaan ini sudah bisa dikejar oleh pihak kontraktor.
“Nanti tanggal 6 November kita akan evaluasi lagi ditargetkan selesai 46 persen, alat kurang , tenaga kerja kurang material juga belum on side katanya sudah pesen,” tegasnya.
Jembatan Dawuhan ini merupakan penghubung Dusun Midodaren, Kaliandong, Klangkapan dengan Desa Dawuhan dan merupakan akses menuju wilayah Dawuhan bagian atas, yang terdapat lebih dari 1.000 kepala keluarga (KK). Jembatan ini roboh pada bulan Februari tahun 2021 lalu.
Hujan deras dan banjir membuat jembatan yang memiliki panjang 17 meter dan lebar 5 meter tersebut ambrol. Kini setelah 2 tahun berselang jembatan Dawuhan kembali dibangun dengan anggaran dari bantuan BNPB. Nantinya jembatan Dawuhan ini akan memiliki lebar 7 meter dan panjang 33 meter.( Zun)