PALI, JejakKeadilan.com – Aktivitas angkutan yang memuat batu bara di Desa Benakat Minyak Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan terus dikeluhkan masyarakat sekitar.
Pasalnya polusi debu yang muncul dari jalan yang dilalui angkutan batu bara mengancam kesehatan warga dan kebersihan lingkungan.
Komaria, warga Desa Benakat Minyak yang rumahnya berada di pinggir jalan tersebut merasakan betul dampak dari aktivitas angkutan batu bara itu.
“Akibat dari lalu lintas mobil angkutan batu bara ini sangat meresakan, karena polusi dari debu batu bara itu sangat mengganggu masyarakat walaupun mobil angkutan batu bara itu telah ditutup terpal tetapi debu batu bara masih keluar,” ujarnya
Saya juga sebagai pengurus masjid Al – SAIRI desa Benakat Minyak yang terletak di pinggir jalan di depan rumah saya, sangat menyayangkan dampak polusi dari Batu bara itu, karena setiap saat saya harus menyapu dan membersihkan debu dari batu bara itu”, Ungkap Komaria saat di wawancarai awak media, Senin (25/12/23).
Selain itu juga mobil angkutan batu bara itu sering berhenti dan parkir berjejer panjang di badan jalan guna untuk istirahat dan makan, sehingga menganggu masyarakat untuk beribadah, dan terkadang sering terjadi kecelakaan akibat parkir berjejer panjang yang tidak ada rambu-rambunya.
Lanjutnya, “Kami masyarakat dan mewakili pengurus masjid AL – SAIRI juga sudah menyurati Pihak perusahaan PT.BSE tetapi sampai saat ini tidak ada respon baik terhadap masyarakat”. Pungkasnya
Ditempat terpisah Bakrin kepala dinas Lingkungan Hidup kabupaten PALI ketika di mintai tanggapan terkait hal ini menyampaikan,
“Waalaikumsalam,terima kasih informasi nya, aku cari tau dulu pihak PT.BSE nya, untuk menyampaikan keluhannya masyarakat tersebut, pihak perusahaan untuk mengatasi dampak lingkungan yang di akibatkan aktifitas kegiatan tersebut”.
Sedangkan Agus Dwi Susanto, Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan saat di kutip dari media Tempo.co menjelaskan debu batu bara dapat menyebabkan Pneumokoniosis batu bara atau black lung (paru paru hitam).
Penyakit ini timbul sebagai akibat debu batu bara yang terhirup dan menumpuk di paru, sehingga menimbulkan kekakuan pada jaringan paru dan membuat fungsi organ paru menurun. “Kasus ini (black lung) umumnya muncul pada pekerja batubara, nama lainnya coal workers pneumokoniosis,” ujar Agus.
Meskipun umumnya ditemukan pada pekerja tambang, Agus mengatakan masyarakat yang tinggal dekat dengan area yang terkontaminasi debu batu bara memiliki risiko yang sama.
Biasanya, seseorang baru menyadari terkena black lung setelah 10 tahun terpapar polusi debu batu bara, yang ditandai dengan sesak napas dan terkadang batuk dengan dahak bewarna hitam.
Selain black lung, dari hasil penelitiannya Agus mengatakan polusi debu batu bara juga dapat memicu penyakit pernapasan lainnya, antara lain infeksi saluran pernapasan, bronkitis kronis, hingga penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. “Partikel-partikel debu batu bara itu yang bikin penyakit,” ujar Agus di kutip dari tempo.(Esa)
reputable indian pharmacies http://indiaph24.store/# top 10 online pharmacy in india
india pharmacy
mexican pharmaceuticals online: mexico drug stores pharmacies – medication from mexico pharmacy