Site icon Jejak Keadilan

Festival Tabot di Provinsi Bengkulu: Mencermati Keunikan dan Keanekaragaman Budaya dalam Tradisi Keagamaan

Festival Tabot di Provinsi Bengkulu sudah ada sejak lama dan menjadi salah satu tradisi yang dilestarikan hingga saat ini. Tradisi ini memiliki asal-usul yang erat kaitannya dengan sejarah Islam di provinsi Bengkulu. Festival Tabot ini merupakan perayaan tahunan yang diadakan pada bulan Muharram. Bulan Muharram adalah bulan pertama di kalender Hijriyah, dan perayaan tersebut memiliki makna penting dalam agama Islam.

Bengkulu, JejakKeadilan.com- Festival Tabot di Provinsi Bengkulu sudah ada sejak lama dan menjadi salah satu tradisi yang dilestarikan hingga saat ini. Tradisi ini memiliki asal-usul yang erat kaitannya dengan sejarah Islam di provinsi Bengkulu. Festival Tabot ini merupakan perayaan tahunan yang diadakan pada bulan Muharram. Bulan Muharram adalah bulan pertama di kalender Hijriyah, dan perayaan tersebut memiliki makna penting dalam agama Islam (16/7/24).

Pada awalnya, Tabot diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada cucu Nabi Muhammad SAW., yaitu Imam Husain bin Ali, yang terbunuh dalam Pertempuran Karbala pada tahun 680 Masehi. Sejak saat itu, umat Islam di berbagai negara seperti Indonesia, Bangladesh, India, dan Pakistan mengadakan perayaan Muharram sebagai bentuk penghormatan kepada beliau.

Di provinsi Bengkulu, festival Tabot dipercayai merupakan tradisi yang dibawa oleh para pedagang Arab yang datang ke wilayah ini. Ada juga yang mengatakan bahwa tradisi ini dibawa oleh orang-orang Gujarat dari India yang memiliki hubungan dagang dengan Bengkulu.

Dalam perkembangannya, tradisi Tabot kemudian disesuaikan dengan budaya dan adat istiadat yang ada di Bengkulu. Bentuk perayaan Tabot di Bengkulu kini dicampur dengan unsur animisme, yang membuatnya semakin unik dan berbeda dari Tabot di daerah lain.

Menurut sejarahnya, festival Tabot diadakan pertama kali oleh keluarga Arab di Bengkulu pada abad ke-19. Pada saat itu, Tabot ditampilkan secara sederhana dengan hanya berupa batu berbentuk segi delapan yang dihiasi dengan warna-warna cerah dan dibawa keliling kota. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, festival Tabot semakin berkembang dan menjadi perayaan rakyat yang meriah.

Salah satu hal yang menarik dalam festival Tabot di Bengkulu adalah adanya tarian adat Bengkulu yang terinspirasi dari cerita kepahlawanan dan kehebatan Husein Bin Ali Abi Thalib yang merupakan cucu Nabi Muhammad SAW. Tari tabot menceritakan Husein Bin Ali Abi Thalib yang melakukan perang di Padang Karbala, Irak, melawan Ubaidillah bin Zaid.

Tari Tabot dibawakan sebagai penghormatan kepada keturunan Syeh Buhanuddin yang merupakan Imam Senggolo. Beliau juga mempunyai cucu yang akhirnya menjadi keluarga Tabot. Tabot hanya akan ditampilkan pada tiap tanggal 1 hinga 10 Muharram pada tiap tahunnya.

Meski Tabot merupakan perayaan keagamaan, tetapi festival ini bukan hanya dihadiri oleh umat Islam saja. Festival ini dihadiri oleh seluruh masyarakat Bengkulu, yang biasanya menggunakan pakaian adat mereka dan melakukan upacara bersama. Sekarang, festival Tabot sudah menjadi salah satu daya tarik wisata di Provinsi Bengkulu dan kini semakin populer di kalangan para wisatawan. (*)

Exit mobile version