Polresta Bengkulu Berikan Klarifikasi Terkait Pemakaian Seragam Polantas Pada Gubernur Bengkulu Saat di Bawa KPK 

Bengkulu – Polresta Bengkulu memberikan klarifikasi terkait video yang viral di media social yang memperlihatkan momen Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) mengenakan atribut atau seragam polisi lalu lintas (Polantas) saat akan dibawa tim KPK, Minggu (24/11/2024) meninggalkan Mako Polresta Bengkulu. 

Kapolresta Bengkulu Kombes Pol Deddy Nata mengatakan, hal itu terpaksa dilakukan karena pertimbangan situasional yang genting demi memperlancar tugas dan kegiatan Tim KPK semata.
“Bahwa memang tadi pagi itu situasi agak ricuh. Dimana ada masyarakat Bengkulu pendukung Pak Rohidin yang sudah berkumpul di depan Mapolresta. Ada yang menghadang di gerbang Mapolresta dan ada yang menghadang di sisi yang lain,” ujarnya kepada wartawan Minggu (24/11/2024) malam.

Di sisi lain, lanjut Kapolresta, jadwal perpindahan Tim KPK dari Mapolresta Bengkulu ke Bandara Fatmawati untuk menuju Jakarta sudah harus dilakukan. “Jadi saya secara spontanitas, biar Tim KPK dan Pak Rohidin yang akan dibawa dipindahkan bergeser ke bandara dengan cepat. Karena kalau lambat lagi, kemungkinan massa akan semakin banyak dan bisa makin ricuh lagi,” imbuh dia.

Kombes Deddy mengakui dirinya lah yang berinisiatif agar RM mengenakan seragam polantas. Sebab hanya seragam itu lah yang terlihat olehnya di tempat dimana RM menjalani pemeriksaan. “Jadi ini dengan maksud untuk Kamuflase / mengelabui situasi dan massa yang ada saat itu. Walapun pada akhirnya, kami mengeluarkan Tim KPK dan Bapak Rohidin melalui gerbang utama Mako Polresta,” ucapnya.

Saat Tim KPK dan RM yang keluar menumpang mobil INAFIS Polresta Bengkulu melalui gerbang Utama Mako Polresta itu memang terjadi upaya penghadangan oleh massa. Akibatnya sempat terjadi saling dorong antara massa dengan personil Polresta Bengkulu yang bertugas.

“Dan pada akhirnya mobil Inafis bisa dikeluarkan dan menuju ke Bandara Fatmawati,” katanya.
Kombes Deddy menegaskan, tidak ada unsur keberpihakan “Karena memang situasional ya. Saya hanya berusaha mencari cara jalan keluar. Karena kalau semakin lama lagi maka kemungkinan massa bisa lebih banyak lagi. Jadi ini bukan unsur keberpihakan apalagi melindungi. Kami hanya mendukung atau membantu KPK yang melaksakan tugasnya di Polresta Bengkulu,” kata Deddy.