Site icon Jejak Keadilan

Catatan untuk Apologet By: Nazwar

Apaloget merupakan suatu diskursus perbedaan, namun argumentasi dibangun di atas oroginalitas dan komparatif literatur ternyata dapat membuka cakrawala. Apaloget menghadirkan perbedaan dalam ruang debat. Makna Rahmat yang melekat pada perbedaan bagi percaya dan pengkampanye terjadi menjadi suatu komoditas.

Sifat Maha Benar Tuhan yang memiliki keluasan rahmat terhadap seluruh makhlukNya termasuk terhadap kondisi yang berbeda. Manusia sebagai bagian dari makhluk yang memiliki pemahaman identik dengan keterbatasannya, baik seperti dalam metode, pendekatan dan lain-lain.

Beberapa catatan yang perlu diperhatikan bersama termasuk oleh apologet, pemirsa maupun semua pihak

Menyakiti Kristiani Setara Menyakiti Rasul

Sebagaimana terdapat dalam larangan Rasul terhadap menyakiti orang Nasrani, perkara perasaan juga diperingatkan dalam al-Qur’an bahwa semua perselisihan yang ada (di kalangan Nasrani) akan diputus di Hari Kiamat. Perselisihan yang disebabkan perbedaan pandangan akan dibalas secara sempurna, artinya sekecil apa pun Bain buruknya akan terselesaikan secara sempurna kelak.

Semua Perkara Kembali kepada Allah

Allah sebagai tempat kembali sebagai Hakim yang memutus perkara seluruhnya secara adil. Perbedaan metode, pendekatan yang membentuk pemahaman termasuk dalam beragama akan kembali kepada Allah sebagai Hakim sesungguhnya. Pemahaman manusia identik dengan keterbatasan, bermodal demikian manusia beramal baik dan buruk dengan balasan disegerakan di dunia maupun disempurnakan di akhirat. Termasuk kategori kafir yang kian trend dewasa ini, sedikitpun Allah tidak menzalimi mereka. Setiap amalan mereka akan berbuah hasil jua.

Ilmu Merupakan Salah Satu Metode

Bukan hanya metode ilmiah yang berbeda seperti sains, humaniora, namun terdapat juga metode lainnya seperti Tasawwuf atau asketisme juga Filsafat. Metode studi teks dalam Filsafat dikenal dengan istilah Hermeneutika, selain terdapat metode berdekatan dengan seperti logika dan analitik (bahasa).

Maksudnya niat awal dalam dakwah untuk memberi pencerahan. Dunia apologetik yang menuntut khazanah wawasan, dalam kemasan debat dapat menciptakan suasana hiruk-pikuk yang tidak semua orang dapat senantiasa berpegang pada Azam maupun niat awalnya.

Termasuk ilmu terbaik yang dikaruniakan terkait pemahaman terhadap teks kitab-kitab yang diyakini/diimani pada saat yang sama adalah ujian untuk hamba untuk mampu mengamalkannya dengan cara terbaik.

Maka memuliakan dengan ilmu apolegistik dapat diraih tidak dengan menghinakan diri sendiri maupun orang lain. Selain tepat sasaran dan mengolah dinamika hubungan berupa debat dapat memberikan hasil yang justru bersifat positif.

Menjadi penengah memang tidak mudah. Bersikap adil sebagai bagian yang tidak dapat diabaikan. Maka kebaikan sekecil apa merupakan sedekah yang lebih tepat daripada menjadikan sombong yang identik dengan kenikmatan dunia dan merupakan bagian dari sifat Tuhan, termasuk untuk menghakimi keyakinan hanya berdasar keterbatasan ilmu belaka. Melalui suri teladan akan membawa kebaikan yang tertanam dan bersifat berkelanjutan sesuai izinNya. (**)

Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Mantan Dosen LB, Wartawan di Temporatur dan Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera)

Exit mobile version