Basawah Pokok Murah, Solusi Petani Solok Tekan Biaya Produksi

KAB SOLOK, Jejakkeadilan.com – Pemerintah Kabupaten Solok kembali menghadirkan inovasi di sektor pertanian dengan menggulirkan program Basawah Pokok Murah, sebagai upaya strategis menekan biaya produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Program ini merupakan gebrakan Bupati Jon Firman Pandu dan Wakil Bupati H. Candra yang menyasar langsung kebutuhan dasar petani.

Program ini dirancang untuk mendorong petani mengurangi ketergantungan terhadap bahan produksi industri seperti pupuk kimia dan pestisida sintetis. Sebagai gantinya, petani didorong menggunakan pupuk organik lokal, benih unggul hasil pembinaan pemerintah, serta pestisida nabati yang aman bagi lingkungan. Selain itu, pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari pemerintah juga dioptimalkan.

“Petani adalah fondasi ketahanan daerah. Maka, kami ingin memastikan mereka bisa bertani dengan biaya rendah, hasil maksimal, dan lingkungan tetap terjaga,” ujar Bupati Jon Firman Pandu.

Dengan metode ini, biaya bertani dapat ditekan hingga 30–50 persen dibanding cara konvensional. Hasil panen tetap stabil, sementara beban pengeluaran petani menurun drastis.

Wakil Bupati H. Candra menambahkan bahwa program ini bukan hanya soal teknis pertanian, tetapi juga bagian dari visi besar untuk kemandirian pangan dan ekonomi masyarakat. “Dengan biaya murah dan hasil baik, petani jadi lebih percaya diri. Kami ingin pertanian menjadi pilihan hidup yang menjanjikan, bukan sekadar bertahan hidup,” tuturnya.

Pemkab Solok juga mengerahkan penyuluh, kelompok tani, dan perangkat nagari untuk mendampingi petani secara langsung. Pelatihan pembuatan pupuk organik, penyediaan benih unggul, dan distribusi alsintan diberikan untuk memastikan keberhasilan program ini.

Respons petani pun sangat positif. Di Kecamatan Junjung Sirih, X Koto Singkarak, Kubung, dan Gunung Talang, para petani mulai menerapkan sistem ini dan mengaku terbantu dalam menekan biaya serta mengurangi risiko gagal panen.

Basawah Pokok Murah membuktikan bahwa perubahan besar dalam dunia pertanian bisa dimulai dari hal-hal sederhana: mengelola sawah secara mandiri, murah, dan berkelanjutan, demi mewujudkan ketahanan pangan daerah yang kuat.(Anggun Fitria).