Mukomuko, JejakKeadilan.com – Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, bergerak cepat merespons keluhan warga terkait perubahan warna Sungai Solang yang diduga tercemar limbah pabrik kelapa sawit (PKS).
Bupati Mukomuko, H. Choirul Huda SH, menyatakan akan melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh PKS yang beroperasi di wilayah tersebut. Penegasan ini menyusul laporan warga Desa Lubuk Pinang dan Wonosalam, Kecamatan Lubuk Pinang, yang mendapati air Sungai Solang menghitam secara tiba-tiba.
Salah satu pabrik yang disebut-sebut dalam laporan masyarakat adalah PT Usaha Sawit Mandiri (USM). Warga menduga aktivitas industri pengolahan sawit berkontribusi terhadap dugaan pencemaran sungai yang menjadi sumber kehidupan mereka sehari-hari.
“Pengecekan langsung akan dilakukan ke setiap PKS, terutama sistem pengelolaan limbahnya. Tidak boleh ada lagi pembiaran yang membahayakan lingkungan dan masyarakat,” tegas Bupati Choirul Huda dalam keterangan Diskominfo Mukomuko dikutip Ahad (10/8).
Ia memerintahkan agar setiap perusahaan pengelola PKS melakukan pemeriksaan internal harian terhadap jalur pembuangan limbah dan segera mengambil tindakan jika ditemukan kebocoran atau kelalaian.
“Seluruh pabrik sawit wajib memastikan tidak ada kebocoran limbah. Pemeriksaan rutin harus jadi SOP harian, bukan sekadar formalitas,” tegasnya lagi.
Lebih jauh, Huda mengingatkan bahwa tanggung jawab lingkungan adalah bagian dari corporate social responsibility (CSR) yang harus dijalankan oleh seluruh pelaku industri, khususnya sektor sawit yang memiliki dampak besar terhadap ekosistem.
“PKS harus menunjukkan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Jangan hanya mengambil untung, tapi abai terhadap dampak ekologisnya. Jika ada masyarakat terdampak, perusahaan wajib hadir dan membantu,” tegasnya.
Ia juga meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko untuk bersikap responsif dan proaktif setiap kali ada keluhan dari warga.
“Kalau ada laporan soal pencemaran, DLH jangan tunggu laporan resmi. Segera cek ke lapangan dan laporkan ke saya. Kita tidak ingin ekosistem sungai rusak permanen,” pungkasnya. (ADV)