Lebong, JejakKeadilan.com – Kepanikan bercampur kesedihan memenuhi RSUD Lebong pada Rabu (27/8/2025). Sebanyak ratusan siswa harus menerima perawatan intensif setelah mengalami gejala mual, muntah, dan tubuh lemas usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program yang semula bertujuan meningkatkan gizi para siswa ini kini menjadi sorotan karena insiden yang belum diketahui penyebab pastinya.
Sejak siang, ruang gawat darurat dan bangsal anak membeludak oleh kedatangan pasien kecil yang terus berdatangan dalam kondisi memprihatinkan. Orang tua siswa tampak cemas menanti kabar kesehatan anak-anak mereka, sementara petugas medis berjibaku menangani lonjakan pasien dengan sumber daya yang ada.
Berdasarkan informasi sementara, siswa yang menjadi korban keracunan berasal dari beberapa sekolah, di antaranya SD IT Al-Azhar Sukabumi, SD Muhammadiyah Ujung Tanjung II, SD Negeri 17 Ujung Tanjung I, dan SD Negeri 25 Desa Sukabumi. Dugaan sementara mengarah pada makanan yang diberikan dalam program MBG.
“Sepertinya ini kasus keracunan makanan. Namun penyebab pasti belum bisa disimpulkan. Dari menu yang disediakan, ada mi, bakso, dan sayuran,” ungkap salah satu guru dari sekolah terkait.
Seorang siswa yang menjadi korban mengaku mulai merasa tidak enak badan usai menyantap sajian tersebut. Menu yang terdiri dari mi, bakso, sayuran, susu, dan telur diduga menjadi pemicu gejala yang mereka alami.
“Saya makan semuanya, tapi setelah itu langsung muntah-muntah dan sekarang masih mual,” tutur siswa tersebut dengan wajah pucat dan lemah.
Jumlah pasti siswa yang terkena dampak insiden ini masih belum dapat dipastikan. Selama proses laporan ini dibuat, RSUD Lebong terus menerima tambahan pasien dari berbagai sekolah lainnya. Sementara itu, pihak pengelola dapur MBG masih belum dapat dihubungi untuk memberikan keterangan terkait insiden ini. Baik pihak rumah sakit maupun dinas kesehatan setempat juga belum memberikan pernyataan resmi tentang penyebab kejadian ini.
Hingga saat ini, investigasi terus berlangsung untuk mengungkap sumber kontaminasi pada makanan tersebut. Keamanan pangan di lingkungan sekolah kembali menjadi isu krusial yang perlu diperhatikan semua pihak. Di tengah suasana sulit ini, para orang tua siswa berharap kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang. (JK)