Site icon Jejak Keadilan

Hutang BBM Telah Dibayar, Ambulans Laut di Kepulauan Meranti Kembali Berlayar Mengantar Jenazah Pulang

MERANTI – JEJAKkEADILAN.COM- Tidak ada keluarga yang ingin mendengar kabar duka, apalagi diiringi dengan kepastian bahwa perjalanan terakhir orang yang dicintai harus tertunda. Namun itulah yang sempat terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Layanan antar-jemput jenazah menggunakan Ambulans Laut Baznas terpaksa berhenti pada 3 September 2025 lalu.

Alasannya sederhana, meski getir yakni tunggakan bahan bakar minyak (BBM) dan oli mencapai Rp 1,4 miliar sejak 2024 yang tak kunjung terselesaikan. Akibatnya, pihak Baznas tidak lagi bisa mengambil bahan bakar dari rekanan yang selama ini menjadi mitra. Roda pelayanan yang selama ini menjadi sandaran banyak keluarga di pulau-pulau terpencil itu pun terpaksa terhenti.

Ambulans laut yang selama ini menjadi andalan warga di daerah kepulauan tetap beroperasi ketika ada pasien dalam kondisi darurat, baik untuk dibawa ke RSUD di ibukota kabupaten maupun dirujuk ke rumah sakit di luar daerah.

Keputusan ini tentu menorehkan luka di hati masyarakat. Di wilayah kepulauan seperti Kepulauan Meranti, laut adalah satu-satunya jalan, bahkan dalam perjalanan terakhir seorang manusia. Kini, layanan yang selama ini meringankan keluarga berduka harus terhenti, menunggu jawaban dari anggaran yang belum juga tiba.

Namun duka Tidak boleh berlarut. Dari balik kabar pahit itu, muncul intervensi langsung dari Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar, yang memerintahkan agar operasional ambulans laut kembali berjalan apa pun kondisinya. Perintah itu menjadi angin segar bagi Baznas sekaligus harapan baru bagi masyarakat.

Manajer Ambulans Laut Baznas Meranti, Herman, mengakui bahwa penghentian layanan sementara merupakan langkah terpaksa. “Benar kita menghentikan sementara layanan antar-jemput jenazah menggunakan ambulans laut. Hal itu dikarenakan terjadi tunda bayar sejak 2024 sehingga tagihan BBM dan oli kepada pihak ketiga membengkak, dan kalau tidak salah sudah mencapai Rp 1,4 miliar,” ungkapnya.

Namun ia menegaskan, sejak perhatian bupati turun, kesepakatan bersama Dinas Kesehatan pun dibuat dimana layanan tidak boleh berhenti. Dengan segala keterbatasan, roda pelayanan kini kembali normal.

Ambulans Laut Baznas di Kepulauan Meranti bukan sekadar kapal, melainkan jembatan harapan. Ia hadir di saat paling rapuh, ketika masyarakat ingin melepas kepergian orang tercinta dengan tenang, tanpa dihantui kerumitan biaya transportasi dan jarak antar-pulau.

Tidak hanya pasien hidup, ambulans laut juga menjadi tumpuan bagi keluarga yang berduka. Jenazah warga yang wafat bisa dibawa pulang dengan layak dan tanpa biaya tambahan. Untuk pendamping medis, seluruh kebutuhan ditanggung Baznas, sementara bagi pasien dengan BPJS maupun jenazah, biaya diakomodir melalui skema SKTM dan Jamkesda dari APBD.(Jamaludin)

Exit mobile version