Mukomuko, JejakKeadilan.com – Bupati Mukomuko, Bengkulu, Choirul Huda, memacu penguatan peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dalam mempercepat upaya pencegahan stunting. Pemerintah Kabupaten Mukomuko terus berkomitmen untuk menekan angka stunting yang masih menjadi tantangan krusial di wilayah tersebut.
Bupati Choirul Huda menegaskan pentingnya peran penyuluh KB sebagai ujung tombak interaksi pemerintah dengan masyarakat. Penyuluh KB dituntut memiliki kemampuan komunikasi yang efektif untuk mendukung edukasi keluarga di daerah binaannya. Dengan semangat gotong royong dan pendekatan kolaboratif, upaya membangun kesadaran masyarakat tentang pencegahan stunting menjadi lebih kokoh.
“Mereka harus memiliki keahlian dalam mengedukasi masyarakat tentang perencanaan keluarga. Dengan begitu, keluarga-keluarga di Mukomuko dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah,” ujar Choirul Huda saat menghadiri pembinaan penyuluh KB di Kantor Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), Selasa (28/10/2025).
Dalam sesi pembinaan tersebut, Bupati juga mengingatkan pentingnya sikap profesional dan empati dalam tugas penyuluh lapangan. Ia menekankan bahwa penyuluh yang andal tidak hanya harus mampu berkomunikasi dengan baik, tetapi juga harus menjauhkan diri dari sifat pemarah, mudah tersinggung, atau menyalahkan orang lain. Menurutnya, perilaku seperti itu bisa menjadi hambatan dalam menjalankan tugas edukasi dan pendampingan masyarakat.
Para penyuluh KB memiliki misi penting dalam memberikan edukasi kepada ibu hamil, ibu menyusui, serta keluarga dengan anak di bawah usia lima tahun (baduta) atau balita. Selain sosialisasi, mereka juga diwajibkan untuk mendampingi keluarga yang berisiko stunting guna memastikan pemenuhan gizi serta layanan kesehatan yang optimal.
Choirul Huda menyampaikan bahwa gerakan preventif yang melibatkan tenaga profesional ini adalah elemen strategis dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat di Mukomuko. Di sisi lain, Kepala DPPKBP3A Mukomuko, Junaidi, SP., melaporkan bahwa kabupaten ini memiliki 43 personel penyuluh KB yang tersebar di 15 kecamatan dengan cakupan 151 desa/kelurahan. Selain itu, terdapat 604 kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang turut mendukung penguatan program pembangunan keluarga di daerah tersebut.
Hadir dalam acara tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari bersama Kepala DPPKBP3A Mukomuko Junaidi, SP. Pembinaan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan sinergi dan efektivitas program pencegahan stunting yang menjadi prioritas nasional. (JK)

