Keterbatasan Penanganan Korban Kecelakaan di Bengkulu, 2 RS Tidak Mampu Menangani Korban

Bengkulu, jejakkeadilan.com–Dua rumah sakit di Bengkulu, RS Tiara Sella dan RSUD M. Yunus, tidak mampu menangani korban kecelakaan lalu lintas, seperti yang dialami oleh Edi Wagimin. Kasus ini menyoroti masalah ketersediaan dokter spesialis dalam penanganan korban kecelakaan yang memerlukan perhatian medis segera, (26/12/2024).

Ketika sebuah kecelakaan terjadi, harapan untuk mendapatkan pertolongan medis segera menjadi hal yang sangat vital. Namun, apa yang terjadi ketika dua rumah sakit ternama di Bengkulu tidak mampu memberikan penanganan yang dibutuhkan? Kasus Edi Wagimin, seorang buruh harian yang mengalami patah kaki dalam kecelakaan lalu lintas, menjadi cermin dari kondisi yang mengkhawatirkan ini.

Kisah menyedihkan Edi Wagimin yang harus dipindahkan dari RS Tiara Sella ke RSUD M. Yunus hanya untuk mengetahui bahwa tidak ada dokter spesialis yang tersedia untuk menanganinya, memperlihatkan betapa pentingnya ketersediaan sumber daya medis yang memadai dalam situasi darurat. Ketidaksiapan RS dalam menangani kasus seperti ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien, tetapi juga membawa dampak yang sangat serius.
.

Dua RS tidak mampu menangani korban lakalantas tersebut, lantaran tidak mau menerima korban lakalantas bernama Edi Wagimin (63) yang berprofesi sebagai buruh harian.

Edi Wagimin, mengalami patah kaki sebelah kiri, setelah mengalami lakalantas di kawasan Wisata Pantai Panjang. Korban lakalantas Edi Wagiman, menabrak mobil milik anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Andy Suhary, Rabu, 25 Desember 2024 lalu.

Dijelaskan Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Andy Suhary, pasca kejadian kecelakaan, dirinya membawa korban yang mengalami patah kaki ke RS Tiara Sella Bengkulu, namun ternyata dari keterangan petugas, dokter spesialis untuk menangani korban sedang tidak masuk.

Selanjutnya, terang Andy, korban dirujuk atau dibawa menuju RSUD M. Yunus Bengkulu, agar korban bisa segera mendapatkan penanganan medis. Namun saat sampai di RSUD M. Yunus, ternyata kondisinya sama saja, tidak bisa mendapatkan penanganan medis, lantaran dokter spesialisnya juga tidak ada.

‘’Kejadian di tepi pantai (pantai panjang), kemudian dibawa (korban) ke Tiara Sella, kato Tiara Sella, tidak tersedia dokternya. Jadi silahkan bawa ke rumah sakit rujukan, M. Yunus,’’ cerita Andy.

Sampai di RSUD M. Yunus, sambung Andy, petugas disana mengatakan, dokter mereka juga sedang cuti. Baru masuk lagi tanggal 2 atau 3 Januari 2024 mendatang.

Akhirnya, lanjut Andy, dirinya membawa korban menuju RS Gading Medika Bengkulu agar mendapatkan penanganan medis. ‘’Nah, Alhamdulillah dokter spesialisnya ada dan langsung memberikan penangan medis,’’ imbuh Andy.

Ditambahkan Andy, dengan kondisi tersebut, dinilai dua RS di Kota Bengkulu ini tidak mampu menangani. ‘’Intinya dua rumah sakit tidak mampu menangani itu (pasien kecelakaan),’’ demikian Andy.

Sayangnya, saat media ini mencoba melakukan konfirmasi dengan pihak RSUD M. Yunus, belum mendapatkan jawaban. Bahkan nomor WhatsApp (WA) Direktur RSUD M. Yunus coba dihubungi, dalam keadaan tidak aktif.(**)

Sumber: https://bencoolentimes.com/