Bengkulu-Kepahiang, Jejakkeadilan.com – Proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah ( TPT) yang longsor setelah satu minggu rampung, milik Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, diketahui menghabiskan dana yang fantastis.
Teranyar, berdasarkan keterangan langsung dari Anggota Dewan DPRD Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi, Rabu 8 Januari 2025, uang negara yang dianggarkan untuk pembangunan TPT di Desa Kelilik Kecamatan Kepahiang Provinsi Bengkulu tersebut mencapai Rp1,7 Miliar.
Dikatakan Edwar, pengerjaan TPT jalan seberang Musi tersebut dibangun melalui dua tahap penganggaran, ditahun yang sama. Ditahap pertama menghabisi Rp 500 juta, kemudian ditahap kedua Rp 1,2 miliar.
” Terkait kembalinya longsor dilokosi tersebut, kita sangat sesalkan. Dengan anggaran yang demikian besar, namun belum lama dirampungkan pembangunannya tapi kembali longsor. Kami minta pihak terkait untuk bertanggung jawab melakukan perbaikan,” ujar Edwar.
Selain itu, dia juga meminta pihak PUPR menangani permasalahan ini secara serius. Mengingat TPT ini benar-benar bermanfaat untuk warga khususnya warga yang tinggal di Kecamatan Seberang Musi.
“Yang pertama kita minta kepada dinas PUPR untuk diperbaiki. Karena ini masih dalam tahap pemeliharaan, kalaupun tidak nanti kami akan melaporkan ke aparat penegak hukum,” tegas Edwar.
Sebelumnya, masyarakat mempertanyakan kualitas pengerjaan proyek Tembok Penahan Tanah (TPT) Dinas PUPR Provinsi Bengkulu di Kabupaten Kepahiang. Pasalnya, di jalan lintas Tebat Monok Seberang Musi tersebut sudah amblas Selasa 7 januari 2025, padahal pengerjaan proyek TPT tersebut baru rampung sekitar satu minggu.
Diketahui proyek yang menelan anggaran APBD Provinsi Bengkulu tahun anggaran 2024 ini, mencapai Rp. 700 juta. Sedangkan untuk lokasi pembuatan TPT ini berada di jalan lintas Kecamatan Seberang Musi, tepatnya di Desa Kelilik Kecamatan Kepahiang.
Berdasarkan informasi yang didapat, proyek pekerjaan pembuatan TPT tersebut dikerjakan dengan dua tahap, untuk tahap pertama dengan anggaran Rp. 481 juta. Untuk tahap kedua, belum diketahui secara rinci jumlahnya. Namun berdasarkan keterangan Kabid Bina Marga PUPR Provinsi Bengkulu, Yasir ST kepada wartawan beberapa waktu yang lalu, bahwa pihaknya akan mengajukan usulan penambahan dana untuk tahap ke dua kisaran Rp.700 juta.
Sayangnya, proyek yang seharusnya sangat bermanfaat bagi pengguna jalan, sebab sebelumnya jalan sudah hampir putus lantaran longsor, tepantau pada Selasa 7 Januari 2025 sore kembali amblas.
Pekerjaan proyek yang bisa dikatakan penanganan darurat, lantaran badan jalan sudah nyaris putus sehingga meyulitkan para pengendara yang melewatinya. Dengan usia bangunan yang baru berusia seminggu tersebut, diduga pengerjan pembangunan tidak sesui dengan perencanaan yang telah direncanakan.
Purwanto selaku kepala tukang saat ditemui, dilokasi proyek mengatakan. Pengerjan proyek tersebut baru selesai sepekan terakhir, namun akibat diguyur hujan. Pembangunan yang sudah dikerjakan kembali amblas. “Kalau pihak PUPR sudah kita kabari dan besok kabarnya mereka datang kesini,” singkatnya.
(Sumber Ryn Rk)
(Pewarta ancha kph)