Bengkulu, jejakkeadilan.com – 23 April 2025. Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menyuarakan visi besar untuk menjadikan provinsi Bengkulu sebagai Provinsi Konservasi yang ramah lingkungan. Dalam pernyataannya, Helmi menegaskan bahwa pemerintah daerah membuka ruang selebar-lebarnya bagi masyarakat, akademisi, dan pemerhati lingkungan untuk menyampaikan masukan sebelum kebijakan ini difinalisasi.
“Kalau ada penolakan, sampaikan saja. Pemerintah daerah akan menyalurkan aspirasi masyarakat ke pemerintah pusat. Saat ini izinnya memang belum selesai, jadi masih ada waktu untuk menampung pendapat,” ujar Helmi Hasan usai jalan sehat Hari Ulang Tahun Bank Bengkulu ke 54 tahun, Senin (14/04/2025).
Helmi menyampaikan bahwa proses pengambilan kebijakan akan ditempuh secara transparan dan partisipatif. “Percayalah, kami di pemerintah provinsi tidak ingin membuat masyarakat menderita akibat sebuah kebijakan. Oleh karena itu, sebelum diputuskan, kami dengarkan dulu suara masyarakat,” tambahnya.
Helmi Hasan berbicara kepada warga Seluma soal Provinsi Konservasi.
Gubernur Bengkulu Helmi Hasan saat menyampaikan visi konservasi lingkungan di Hari Ulang Tahun Bank Bengkulu ke 54 tahun, Senin (14/04/2025).
Gagasan Bengkulu sebagai Provinsi Konservasi ini sejalan dengan komitmen Helmi untuk menjaga kelestarian alam. Bengkulu yang dikenal memiliki potensi hayati dan keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dinilai layak menjadi model pembangunan berwawasan lingkungan.
Tak hanya itu, Gubernur Helmi Hasan juga membuat gebrakan dalam bidang identitas daerah. Ia mengganti slogan “Bumi Rafflesia” menjadi “Bumi Merah Putih” sebagai simbol semangat nasionalisme. Perubahan ini dianggap sebagai langkah dekolonialisasi terhadap identitas lokal.
Menurut Helmi, istilah “Bumi Rafflesia” terlalu mengakar pada warisan kolonial. Sementara “Bumi Merah Putih” lebih mencerminkan nilai perjuangan bangsa, terutama karena Bengkulu merupakan tanah kelahiran Fatmawati, penjahit Sang Saka Merah Putih.
“Perubahan ini bukan tanpa alasan. Ini bentuk penghormatan kita terhadap sejarah perjuangan bangsa, dan semangat Merah Putih adalah milik semua rakyat Bengkulu,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberikan kritik dan masukan terhadap berbagai kebijakan pemerintah.
“Kita hidup di zaman keterbukaan. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Siapa pun boleh menyampaikan pendapat, asalkan tetap menjaga etika dalam menyampaikannya,” pungkas Helmi.
Pemerintah Provinsi Bengkulu kini tengah menyusun rangkaian kebijakan berbasis konservasi dengan melibatkan semua pihak. Diharapkan, konsep ini akan menjadi tonggak baru dalam arah pembangunan berkelanjutan yang tetap menjaga keharmonisan antara alam dan manusia. (*)