Penanganan Kasus Cacingan Akut pada Balita di Bengkulu: Upaya Medis Intensif dan Pemulihan Sosial

Balita berinisial KNS, usia 1 tahun 8 bulan, asal Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, kini menunjukkan progres pemulihan yang signifikan setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di RSUD M. Yunus Bengkulu akibat cacingan akut.

Bengkulu, JejakKeadilan.com – Balita berinisial KNS, usia 1 tahun 8 bulan, asal Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, kini menunjukkan progres pemulihan yang signifikan setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif di RSUD M. Yunus Bengkulu akibat cacingan akut. Kondisi kesehatan balita tersebut sebelumnya sempat mengkhawatirkan dengan berbagai komplikasi medis, termasuk sumbatan usus, malnutrisi, anemia, hingga infeksi paru-paru.

Pelaksana Tugas Direktur RSUD M. Yunus, dr. Herry Permana, M. KM, melaporkan adanya perubahan positif dalam beberapa hari terakhir. Ia menyatakan bahwa balita sudah mulai menunjukkan respons komunikasi dan tangisan meskipun masih mengeluarkan cacing gelang saat buang air besar. “Kami terus melakukan pemantauan intensif untuk memastikan kondisinya semakin stabil,” ujarnya pada Rabu, 17 September 2025.

Bacaan Lainnya

Lebih jauh, dr. Wahyudi, Sp.BA, seorang dokter spesialis bedah anak di rumah sakit yang sama, menjelaskan bahwa obstruksi di saluran pencernaan akibat gumpalan cacing gelang telah berhasil diatasi melalui tindakan medis yang terkoordinasi secara baik. Langkah perawatan ini menjadi titik awal pemulihan balita tersebut.

Kondisi darurat kesehatan balita KNS bermula ketika ia dirawat di RSUD Tais dengan gejala batuk dan sesak napas. Pemberian obat cacing memicu pengeluaran cacing gelang sejumlah delapan ekor melalui mulut dan hidungnya. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa ia juga mengalami gizi buruk dan beberapa penyakit lainnya yang memperburuk kondisi. Akibat komplikasi yang semakin parah, pasien akhirnya dirujuk ke RSUD M. Yunus untuk penanganan lanjutan.

Kasus ini mengungkap kondisi lingkungan tempat tinggal keluarga balita yang sangat tidak sehat sebagai salah satu faktor utama. Berdasarkan peninjauan, rumah mereka hanya berdinding papan rusak dan beralaskan tanah, dengan lingkungan sekitarnya yang kotor, termasuk adanya kotoran ayam berserakan. Faktor-faktor ini diyakini menjadi penyebab utama infeksi cacing yang dialami oleh balita.

Respon cepat juga ditunjukkan oleh pemerintah daerah. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Seluma telah memberikan bantuan medis dan sosial kepada keluarga pasien. Selain itu, pemerintah daerah sedang mempersiapkan pembangunan rumah baru untuk keluarga KNS sebagai bagian dari upaya mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.

Saat ini, tim medis dari RSUD M. Yunus masih melakukan observasi ketat terhadap kondisi balita. Meskipun ada perkembangan positif, proses pemulihan masih memerlukan waktu yang cukup panjang mengingat beratnya komplikasi yang dialaminya. Pihak rumah sakit juga memastikan bahwa kebutuhan nutrisi balita akan diberikan secara maksimal untuk mendukung pemulihannya secara menyeluruh.

Kasus ini tidak hanya menjadi peringatan penting mengenai pengaruh lingkungan terhadap kesehatan anak-anak, tetapi juga menyoroti urgensi peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat serta perbaikan kondisi pemukiman di wilayah-wilayah rentan. (JK)