Inovasi Panen Modern: Bantuan Mesin Panen Padi Tingkatkan Efisiensi Pertanian di Rejang Lebong

Seorang petani di Kabupaten Rejang Lebong mengoperasikan mesin panen modern bantuan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas.
Seorang petani di Kabupaten Rejang Lebong mengoperasikan mesin panen modern bantuan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas.

Rejang Lebong, JejakKeadilan.com – Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menerima bantuan alat pertanian mutakhir berupa mesin panen padi pada Senin, 15 Desember 2025. Bantuan ini diberikan kepada kelompok tani setempat guna mendukung efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah tersebut.

Menurut Kepala Dinas Pertanian, Umar, bantuan ini sepenuhnya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pusat, meliputi 10 unit power thresher dan 2 unit combine harvester khusus untuk panen padi. Pengadaan alat-alat tersebut bertujuan mempermudah proses panen bagi para petani melalui teknologi modern.

Bacaan Lainnya

Adapun spesifikasi dan keunggulan alat panen yang diberikan mencakup beberapa hal berikut:

  1. Penggunaan Luas: Mesin ini dapat digunakan untuk panen komoditas seperti padi, kedelai, wijen, gandum, padang rumput, hingga alang-alang.
  2. Kemampuan Beradaptasi di Berbagai Lahan: Dapat digunakan di berbagai kondisi lahan, termasuk lahan basah, terasering perbukitan, serta dataran rendah tanpa hambatan berarti.
  3. Fleksibilitas Desain: Terdapat dua model utama, yakni mesin genggam dan mesin berpenggerak otomatis (self-propelled).
  4. Efisiensi Operasional: Alat ini dirancang ramah lingkungan dengan konsumsi energi rendah, ukuran ringkas, dan berat yang ringan. Pengoperasiannya juga sederhana dengan perawatan yang mudah, sangat cocok untuk mendukung kegiatan pertanian di lapangan.

Keunggulan lainnya adalah kapasitas kerjanya yang mampu menyelesaikan panen seluas 1 hektare dalam waktu sekitar 1-2 jam saja. Teknologi ini memungkinkan petani memanen tanpa perlu terlebih dahulu memotong tanaman padi secara manual. Biji-biji padi dapat langsung diproses di dalam mesin sehingga hasil panen dapat langsung diangkut dengan lebih efisien.

Kecepatan dan efektivitas ini menjadi pembaruan signifikan dibandingkan metode panen tradisional yang memerlukan sekitar 20 pekerja untuk memanen 1 hektare padi dalam waktu hampir sehari penuh. Dengan bantuan combine harvester, kini pekerjaan tersebut hanya membutuhkan beberapa jam saja dengan hasil lebih optimal.

Selain itu, mesin ini memiliki kemampuan bekerja secara terpadu melalui tiga fungsi utama: menuai padi, merontokkan bulir, serta memisahkan benih kosong dari gabah siap pakai. Hal ini memberikan manfaat besar bagi petani dalam mempercepat proses pasca-panen.

“Jika menggunakan metode manual, panen satu hektare membutuhkan waktu satu hingga dua hari. Namun, dengan teknologi modern ini cukup tujuh jam saja hasil panen sudah siap masuk karung dan dapat langsung dijemur di rumah,” jelas Umar saat menyerahkan bantuan kepada kelompok tani.

Ia juga menyampaikan harapan agar alat ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh kelompok tani secara bergantian dan dikelola dengan baik agar memberikan manfaat berkelanjutan bagi seluruh pelaku usaha tani di Kabupaten Rejang Lebong. Bantuan teknologi pertanian ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian, namun juga mendorong kesejahteraan petani setempat secara keseluruhan. (JK)