Bengkulu– Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Tantawi Dali menilai, Pemerintah Daerah (Pemda) di Provinsi Bengkulu sudah harus mulai memikirkan industri hilir CPO atau minyak kelapa sawit, untuk menjadi produk rumah tangga, salah satunya menjadi minyak goreng (migor).
Terlebih di Bengkulu, memiliki ratusan ribu hektar perkebunan kelapa sawit, dan lebih dari 10 pabrik CPO.
“Suka tidak suka, persoalan sulitnya masyarakat mendapatkan minyak goreng harus disikapi Pemda. Jika kita mengacu pada kondisi kelapa sawit yang ada, seharusnya Provinsi Bengkulu ini tidak mengalami kelangkaan minyak goreng sebagaimana yang dikeluhkan sebagian besar dari masyarakat,” kata Ketua Fraksi NasDem DPRD Provinsi Bengkulu ini pada Senin, (7/3/2022).
Dengan potensi itu, diakuinya, tidak disikapi pada bagian hilirnya. Oleh karena itu pihaknya menilai Pemda harus mulai mempersiapkan diri untuk industri hilir CPO, agar menjadi produk rumah tangga, salah satunya minyak goring.
“Pemda bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebenarnya mampu ketika ingin membuat industri hilir dari produksi CPO. Baik itu bersumber dari APBD ataupun melalui investasi. Tinggal lagi kapasitas produksi dari industri hilir tersebut,” ujar anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Dapil Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah ini.
Lebih lanjut ditambahkan, saat ini tinggal ada niat atau tidak dari Pemda mempersiapkan diri industri hilir yang dimaksud, untuk menyikapi permasalahan kelangkaan minyak goreng ini.
Mengingat jika mampu produksi sendiri, setidak-tidaknya mampu menyediakan kebutuhan minyak goreng khusus masyarakat Bengkulu dulu. “Yang jelas ini salah satu solusi,” tukasnya. (adv)
6 Komentar