Dewan Provinsi Bengkulu Dempo, Sarankan KONI Gelar Event Kejurda Jaring Atlet

Dewan Provinsi Bengkulu Dempo, Sarankan KONI Gelar Event Kejurda Jaring Atlet

BENGKULU – Keputusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Bengkulu membatalkan pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bengkulu tahun 2023, mendapat sorotan dari Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu Dempo Xler.

Menurutnya, hal ini harus dijadikan pelajaran bagi KONI Bengkulu ke depan. Agar tidak terulang hal serupa. Meskipun diakuinya, pelaksanaan Pengprov Bengkulu ini, tidak begitu urgent. Pasalnya, tujuan pelaksanaan Pengprov ini untuk mendapatkan atlet yang akan dikirim ke kancah nasional.

Bacaan Lainnya

Ia menilai, akan lebih efektif jika penjaringan atlet ini, melalui kompetensi di masing-masing cabang olahraga. Misalnya, bisa melalui event kejuaraan daerah (Kejurda) yang dilaksanakan oleh masing-masing cabang olahraga.

“Buat event, nanti cari yang terbaik. Hasil terbaik situlah yang kita kirim, bukan kayak kemarin mau Porwil, PON beli dari luar. Kedua, yang namanya bikin kegiatan itu kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan dari pemda,” ungkap Dempo, Selasa (7/3/2023).

Apalagi jika melihat kondisi keuangan saat ini, lanjut Dempo, bisa dikatakan minim. Karena fokus anggaran tentu diperuntukkan untuk infrastruktur, yang sempat terhenti akibat pandemi covid-19 lalu.

Di KONI Bengkulu sendiri, tahun 2023 hanya mendapat Rp 2,8 miliar sebagai dana hibahnya. Untuk itu, ia meminta kepada jajaran KONI Bengkulu agar dapat berinovasi, dan menggandeng pihak ketiga untuk setiap pergerakan event mereka.

“Kita mesti kreatif menggandeng pihak swasta. Swasta juga punya tanggungjawab atas olahraga ini, BUMN, BUMD, pihak swasta. CSR mereka kan ada, contohnya Bank Bengkulu, masak gak bisa alokasi anggaran untuk olahraga masyarakat ini, ” saran politisi PAN ini.

Terkait keputusan KONI Bengkulu, yang memilih membatalkan Porprov Bengkulu ini. Ia pun memberi pesan. Agar tetap teliti dan fokus untuk mendapatkan atlet unggul, melalui kejuaraan daerah yang dilaksanakan. Serta, tetap melakukan pembinaan atlet agar bisa memperoleh atlet yang dapat membawa nama Bumi Raflesia di kancah nasional.

“Memiliki atlet bisa dari kejurda, dan atlet itu tidak boleh dari beli dari luar. Tapi memang hasil dari kompetisi kita, ” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

1 Komentar