Mukomuko, jejakkeadilan.com– Provinsi Bengkulu baru saja merayakan hari jadinya yang ke-55 pada tanggal 18 November lalu. Perayaan ini diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk upacara bendera dan acara adat. Ketua DPRD Mukomuko M. Ali Saftani juga memberikan pandangannya mengenai momen spesial ini. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri perjalanan sejarah Bengkulu dan melihat perspektif M. Ali Saftani mengenai HUT provinsi yang ke-55 (24/11).
Hari jadi ke-55 Provinsi Bengkulu diisi dengan berbagai kegiatan untuk memperingati momen spesial tersebut. Selama 55 tahun, Bengkulu telah mengalami banyak perubahan dan kemajuan dalam berbagai sektor. Namun, bagaimana sebenarnya perjalanan sejarah Bengkulu dan bagaimana pandangan pemimpin daerah terhadap momen spesial ini?
Provinsi Bengkulu berperan penting dalam sejarah Nusantara. Sebelum menjadi bagian dari Indonesia, Bengkulu merupakan daerah peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang berpengaruh di Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-14. Sejak kedatangan bangsa Eropa pada abad 16, Bengkulu menjadi pusat perdagangan yang strategis di Pulau Sumatera. Pada masa penjajahan, Bengkulu pernah dijadikan sebagai basis perjuangan oleh Pangeran Diponegoro dan Letnan Jenderal Slamet Riyadi. Setelah Indonesia merdeka, Bengkulu menjadi salah satu provinsi di Indonesia.
Dalam pandangannya, Ketua DPRD Mukomuko M. Ali Saftani menyebut perayaan HUT Bengkulu sebagai momen penting untuk mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat. Ia juga menyarankan agar perayaan HUT Bengkulu tidak hanya diisi dengan acara adat semata, namun juga diisi dengan berbagai kegiatan yang berkontribusi terhadap pembangunan daerah.
Hari jadi ke-55 Provinsi Bengkulu memberikan kesempatan untuk merefleksikan perjalanan sejarah Bengkulu dan menghargai kontribusi masyarakat Bengkulu terhadap kesatuan Indonesia. Selain itu, momen spesial ini juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk memajukan dan membangun Bengkulu ke depannya. (adv)