Jakarta, jejakkeadilan.com– Ada banyak beasiswa di Indonesia untuk orang-orang yang ingin melanjutkan kuliah di dalam ataupun di luar negeri.
Salah satu beasiswa yang ada di Indonesia ialah Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) merupakan skema beasiswa prestisius kolaborasi antara Kementerian Agama bersama LPDP Kementerian Keuangan yang dibentuk pada tahun 2022 lalu.
Karena ini baru tahun pertama dibuka BIB, maka banyak orang yang berbondong mendaftar.
Kalau dilihat dari dasar hukumnya, kurang lebih perencanaan dan anggaran BIB sudah dari awal tahun 2022.
Tapi proses seleksinya baru dilaksanakan pada Agustus-September 2022, dan kemudian penerima beasiswa yang lolos seleksi diarahkan untuk segera berangkat ke perantauan pada pertengahan November 2022, tepatnya 14 November 2022.
Suatu kebahagiaan bagi para penerima BIB karena bisa melanjutkan perkuliahan baik jenjang S2 maupun S3.
Diketahui jumlah penerima BIB S2 dan S3 sekitar 560an.
Namun sungguh disayangkan, yang awalnya tadi bahagia, para penerima beasiswa nyatanya harus gigit jari.
Hal ini dikarenakan proses pencairan BIB yang terlambat.
Banyak para penerima beasiswa yang merasa dirugikan dengan keterlambatan pencairan BIB.
Pasalnya tak semua penerima beasiswa merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), sebagian penerima beasiswa ialah orang biasa yang rela meninggalkan keluarga dan pekerjaan untuk pergi ke perantauan demi melanjutkan pendidikan.
Tak sedikit pula penerima beasiswa yang terpaksa meminjam uang ke sana kemari untuk dana awal persiapan merantau ke tanah orang dengan harapan kuliah berjalan lancar.
Berdasarkan cerita dari salah satu mahasiswa S2 penerima BIB, dirinya bersama teman-teman awardee sudah menghubungi ketua penyelenggara BIB melalui chat, namun justru responnya sangat menohok.
“Setelah kami memulai perkuliahan kurang lebih 1 bulan dana tak kunjung cair, beberapa awardee menanyakan kepada pihak PMU Kemenag mbak, sebagai pengelola pencairan. Namun jawabannya justru menohok,” kata salah satu penerima beasiswa.
Karena dari panitia Kemenag merespon tidak baik, maka awardee menghubungi pihak penyelenggara dari LPDP, namun respon panitia LPDP mengarahkan awardee untuk bertanya ke panitia Kemenag. Saling lempar.
Kemudian dari panitia menyampaikan bahwa akan memastikan dana cair di akhir tahun 2022. Namun pada kenyataannya nihil.
Januari 2023 awardee terus bersuara, tapi jawaban dari pihak PMU hanya sabar, kalau tidak kuat mundur saja dari program BIB. Sama sekali tidak ada klarifikasi atau kejelasan mengapa BIB tak kunjung cair di akhir tahun 2022.
Akhirnya pihak panitia kembali memastikan bahwa dana akan dicairkan selambat-lambatnya bulan Januari 2023.
“Oh iya ketika memastikan itu juga katanya kan semua mbak, maksudnya cair satu cair semua, namun info yang beredar di grup awardee hingga pertengahan Januari yang cair baru 1 komponen, itu pun baru yang awardee yang kuliahnya di luar negeri,” jelas narasumber.
Usut punya usut setelah program BIB berjalan, tanggal 11 Januari 2023 baru mau meeting dari pihak PMU dan LPDP biar jelas persyaratan pencairannya. Jadi program dieksekusi dalam keadaan plan yang sama sekali belum matang.
Selanjutnya, beredar info untuk mahasiswa S1 dan S3 akan segera cair, dan benar setelah info itu, yang S1 cair hari Senin, 30 Januari 2023.
Kemudian yang S3 beberapa awardee mulai cair di hari Rabu, 1 Februari 2023. Itupun tidak merata seperti yang dikatakan awalnya, jadi cuma sebagian, dan baru 1 komponen. Kemudian beberapa hari yg lalu cair lagi 1 komponen ke beberapa awardee S3. Sedangkan untuk S2 sama sekali tidak ada informasi apapun.
“Harapannya panitia bisa lebih memperhatikan hak para awardee, kami para awardee berusaha semaksimal mungkin melakoni kewajiban kami, jadi perhatikan pula hak kami. Semoga segala kekurangan mereka kali ini dapat menjadi evaluasi sehingga ke depannya lebih baik, dan tidak terulang kasus-kasus keterlambatan hak beasiswa seperti ini,” harap salah satu penerima BIB.
Penerima BIB S3, juga menyuarakan hal yang serupa. Berkeluh kesah atas keterlambatan pencairan BIB.
Dijelaskan bahwa mahasiswa S3 yang menerima BIB sebanyak 223 penerima. Namun yang sedang diproses baru 141 mahasiswa, itupun tidak tahu apakah sudah cair semua atau masih dalam proses.
“Ya harapannya beasiswa ini segera cair, karena awardee ini sudah berkorban meninggalkan pekerjaan dan ada juga yang membawa keluarga. Kalau beasiswa terlambat cair ya pastinya sangat berpengaruh. Awardee yang seharusnya fokus ke pendidikan malah harus memikirkan ekonomi,” ucap salah satu penerima beasiswa.
Mereka berharap agar kasus ini bisa diperhatikan oleh pemerintah pusat karena penerima beasiswa bib ini tersebar diseluruh ptkin seluruh Indonesia.(*)
Sumber: rakyatempatlawang.disway.id
3 Komentar